Jumat, 11 Februari 2011

PROGRAM KERJA PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

  1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan, mengamanatkan bahwa setiap satuan pendidikan harus menyusun kurikulum yang disebut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau KTSP.
    Pada penerapan KTSP, Guru Bimbingan Konseling di sekolah memberikan pelayanan Bimbingan dan Konseling dalam memfasilitasi “Pengembangan Diri” siswa sesuai minat , bakat serta mempertimbangkan tahapan tugas perkembangannya. Mengingat adanya keberagaman individu siswa maupun keberagaman kemampuan Guru Bimbingan Konseling di sekolah maka perlu ditegaskan bahwa pelaksanaan bimbingan konseling di sekolah harus menyusun program guna mengakomodasi Undang-undang nomor 20 tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tersebut beserta peraturan-peraturan yang menyertainya.
    Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi yang didalamnya memuat struktur kurikulum, telah mempertajam perlunya disusun dan dilaksanakannya program pengembangan diri yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga pendidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi, kehidupan social, belajar, dan pengembangan karir peserta didik.
    Bimbingan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik baik secara perorangan maupun kelompok, agar mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, social, belajar dan karir, melalui berbagai jenis pelayanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku.
    Bimbingan dan konseling merupakan upaya proaktif dan sistemik dalam memfasilitasi individu mencapai perkembangan yang optimal, pengembangan perilaku efektif, pengembangan lingkungan perkembangan, dan peningkatan keberfungsian individu dalam lingkungannya. Semua perilaku tersebut merupakan proses perkembangan yakni proses interaksi antara individu dengan lingkungan. Pengampu bimbingan dan konseling adalah guru bimbingan dan konseling atau konselor yang merupakan salah satu kualifikasi pendidik.
    Dalam permendiknas Nomor 23 tahun 2006 dirumuskan SKL yang harus dicapai peserta didik melalui proses pembelajaran bidang studi, maka kompetensi peserta didik yang harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah kompetensi kemandirian untuk mewujudkan diri (self actualization) dan pengembangan kapasitasnya (capacity development) yang dapat mendukung pencapaian kompetensi lulusan. Sebaliknya, kesuksesan peserta didik dalam mencapai SKL akan secara signifikan menunjang terwujudnya pengembangan kemandirian.
  2. Visi Dan Misi
    1. Pengembangan Diri
      1. Visi Program Pengembangan Diri
        Terwujudnya peserta didik yang mandiri dan bertanggung jawab dalam mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai kebutuhan, potensi, bakat, minat, kondisi dan perkembangannya.
      2. Misi Program Pengembangan Diri
        Memfasilitasi peserta didik dengan kegiatan-kegiatan yang memberi wadah penyaluran agar potensi, bakat dan minatnya berkembang sesuai dengan kebutuhan, kondisi dan perkembangannya.
    2. SMA Al- Azhar 3 Bandar Lampung
      1. Visi
        Membentuk peserta didik menjadi insan yang cerdas, terampil, sehat jasmani dan rohani, berbudaya, dan memiliki wawasan kewirausahaan berdasarkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
      2. Misi
        • Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan melalui bimbingan dan kegiatan keagamaan
        • Meningkatkan prestasi akademik dan nonakademik melalui kegiatan peningkatan mutu pembelajaran dan sarana pembelajaran
        • Meningkatkan kreativitas peserta didik melalui kegiatan pengembangan potensi diri
        • Meningkatkan keterampilan dan Apresiasi peserta didik dibidang Ilmu pengetahuan, teknologi, sosial, budaya dan seni melalui Construktivisme Learning dan interaksi global
        • Meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani melalui bimbingan dan kegiatan olah raga dan keagamaan
        • Meningkatkan jiwa kewirausahaan melalui Pembinaan Kewirausahaan dan Kegiatan Pengembangan Wawasan Khusus.
        • Meningkatkan dan mengembangkan efisiensi pembelajaran baik secara lokal, nasional maupun Internasional
        • Meningkatkan layanan informasi pendidikan berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi
  3. Diskripsi Kebutuhan Siswa (9 Tugas Pokok Perkembangan Siswa)
    1. Mencapai kematangan dalam beriman dan bertaqwa kepada ALLAH SWT
    2. Mencapai kematangan dalam hubungan dengan teman sebaya, serta kematangan dalam perannya sebagai pria dan wanita.
    3. Mencapai kematangan pertumbuhan jasmaniah yang sehat.
    4. Mengembangkan penguasaan ilmu teknologi dan seni sesuai dengan program kurikulum dan persiapan melanjutkan keperguruan tinggi
    5. Mencapai kematangan dalam pilihan karir
    6. Mencapai kematangan gambar dan sikap tentang kehidupan mandiri, secara emocional, social, intelectual dan ekonomi.
    7. Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
    8. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi social dan intelectual serta apresiasi seni.
    9. Mencapai kematangan dalam sistem etika dan nilai.
  4. Bidang Bimbingan Dan Konseling
    1. Bidang Bimbingan Pribadi :adalah bidang bimbingan yang meliputi pemantapan keimanan, porensi diri, bakat, minat pemahaman kelemahan diri, kemampuan pengambilan keputusan sehingga dapat merencanakan kehidupan yang sehat.
    2. Bidang Bimbingan Sosial :adalah bidang yang meliputi kemampuan yang berkomunikasi, berargu mentasi, bertingkah laku sesuai dengan kebiasaan yang berlaku di rumah dan masyarakat.
    3. Bidang Bimbingan Belajar :adalah bidang bimbingan yang meliputi pemantapan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif, penguasaan materi, program belajar di sekolah sesuai dengan kondisi psikis, sosial budaya yang ada dimasyarakatnya.
    4. Bidang Bimbingan Karier :adalah bidang bimbingan yang meliputi pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karier yang hendak dikembangkan dan dipilih.
  5. Strategi Layanan Konseling dan Kegiatan Pendukung
    1. Layanan konseling meliputi :
      1. Layanan Orientasi : layanan yang memungkinkan siswa memahami lingkunagan baru, terutama lingkungan sekolah, objek-objek yang dipelajari untuk mempermudah dan memperlancarkan peran siswa
      2. Layanan Informasi : Merupakan yang memungkinkan siswa menerima, memahami, berbagai informasi.
      3. Layanan Penempatan dan Penyaluran : Merupakan layanan memungkinkanm siswa memper- oleh penempatan yang tepat.
      4. Layanan Penguasaan Konten: Merupakan layanan yang memungkinkan siswa mengembangkan sikap dan kebiasaan yang baik dalam menguasai materi yang cocok dengan kecepatan, dan kemampuan dirinya.
      5. Layanan Konseling perorangan : Merupakan layanan yang memungkinkan siswa mendapatkan layanan langsung tatap muka untuk mengentaskan permasalahan.
      6. Layanan Bimbingan Kelompok : Merupakan layanan yang memungkinkan sejumlah siswa secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh bahan dan membahas topik tertentu.
      7. Layanan Konseling Kelompok : Merupakan layanan memungkinkan siswa masing-masing anggota kelompok memperoleh kesempatan untuk membahas dan pengentasan permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok.
      8. Layanan Konsultasi: Merupakan layanan yang memungkinkan seseorang memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau permasalahan orang lain yang menjadi kepeduliannya.
      9. Layanan Mediasi:Merupakan layanan yang memungkinkan fihak-fihak yang sedang dalam keadaan saling tidak menemukan kecocokan menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan mereka.
    2. Kegiatan Pendukung meliputi:
      1. Aplikasi Instrumentasi: Merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data dan keterangan siswa
      2. Himpunan data: Merupakan kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan pengembangan siswa.
      3. Konferensi kasus: Merupakan kegiatan untuk membahas permasalah siswa dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberi keterangan. Pada kegiatan pendukung ini kasus bersifat terbatas dan tertutup.
      4. Alih Tangan Kasus: Merupakan kegiatan pendukung untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas masalah yang dialami siswa dengan memindahkan penangan kasus.
      5. Kunjungan rumah: Merupakan kegiatan memperoleh data keterangan, kemudahan dan kemitraan bagi terentaskannya permasalahan siswa.
      6. Tampilan Kepustakaan: Merupakan kegiatan dengan menyediakan berbagai media informasi.
  6. Pengembangan Diri
    1. Pengembangan Diri Dalam Pelayanan Bimbingan Dan Konseling
      1. Pelayanan Dasar
        • Bimbingan Klasikal
        • Pelayanan Orientasi
        • Pelayanan Informasi
        • Bimbingan Kelompok
        • Pelayanan Pengumpulan Data/ Aplikasi Instrumentasi
      2. Pelayanan Responsip
        • Konseling Individu dan Kelompok
        • Referal /Alih tangan
        • Kolaborasi dengan guru mata pelajaran atau wali kelas.
        • Kolaborasi dengan Orang Tua Siswa
        • Kolaborasi dengan pihak-pihak terkait diluar sekolah
        • Konsultasi
        • Konferensi Kasus
        • Kunjungan Rumah
      3. Pelayanan Perencanaan Individual/Pribadi
        • Konseling Individual
        • Penempatan Penyaluran
      4. Dukungan Sistem
        • Manajemen
        • Akses informasi dan teknologi
        • Pengembangan Profesi
        • Pengembangan media informasi
        • Kolaborasi dengan guru mata pelajaran atau wali kelas
    2. Pelayanan Pengembangan Diri oleh pembina ekstra kurikuler
      • Rohis
      • Basket 
      • Futsal
      • KIR
      • Volly Ball
      • Tenis Meja
      • Bulu Tangkis
      • Teater
      • Seni Baca Alquran
      • Taekwondo
      • Karate
      • Paduan Suara
      • Paskibra
      • Dll.

    KESALAHAN DALAM MENDIDIK ANAK



    PDF Cetak E-mail
    Ditulis Oleh Mad Berawi
    Kesalahan- kesalahan yang sering dilakukan orang tua yang tidak disadari sebagai kesalahan, tetapi justru dianggap sebagai tindakan yang benar yaitu:

    • Mematahkan kemauan anak
    • Menghina dengan mengatakan anak jelek, seperti “bodoh”, “jahat”, “nakal” dan kata-kata buruk lainnya
    • Menakuti anak dengan orang-orang yang seharusnya dicintainya, dihormati dan dikaguminya seperti dengan ayahnya, dokter, polisi dan guru
    • Menegur anak dengan suara keras
    • Terlalu banyak melarang anak dengan mengatakan “JANGAN”
    • Bertengkar dengan anak
    • Sering mengatakan janji terhadap anak
    • Berbicara terlalu banyak kepada anak dengan maksud melarang
    • Membohongi anak
    • Suka membesar-besarkan kesalahan anak
    • Tidak melatih anak bekerja
    • Memprogram anak dengan program kegagalan
    • Menjadikan pekerjaan sebagai alat untuk menghukum
    • Menghina anak didepan kawan-kawannya
    • Membanding-bandingkan anak dengan saudara atau temannya
    • Menuruti kemauan anak
    • kurang melatih kedisplinan anak
    • Kurang perhatian

    Rabu, 02 Februari 2011

    Kenakalan Remaja








    Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.

    Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia 13-18 tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia berada pada masa transisi.


    Definisi kenakalan remaja menurut para ahli

    • Kartono, ilmuwan sosiologi
      Kenakalan Remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah juvenile delinquency merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang".

    • Santrock
      "Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal."

    Sejak kapan masalah kenakalan remaja mulai disoroti?

    Masalah kenakalan remaja mulai mendapat perhatian masyarakat secara khusus sejak terbentuknya peradilan untuk anak-anak nakal (juvenile court) pada 1899 di Illinois, Amerika Serikat.

    Jenis-jenis kenakalan remaja

    • Penyalahgunaan narkoba
    • Seks bebas
    • Tawuran antara pelajar

    Penyebab terjadinya kenakalan remaja

    Perilaku 'nakal' remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal) maupun faktor dari luar (eksternal). Faktor internal:
    1. Krisis identitas
      Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.

    2. Kontrol diri yang lemah
      Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku 'nakal'. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.

    Faktor eksternal:
    1. Keluarga
      Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.
    2. Teman sebaya yang kurang baik
    3. Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.

    Hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja:

    1. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
    2. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama.
    3. Kemauan orangtua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja.
    4. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
    5. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.